MAKALAH
MANAJEMEN
LABORATORIUM
MENGENAL MUTU
LABORATORIUM
O
L
E
H
KELOMPOK I
WINDA HENGKI (H41111273)
HASBIAH (H41111285)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
penyertaan-Nyalah dan perkenaan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Mengenal Mutu Laboratorium”.
Namun seperti kata
pepatah, Tak ada gading yang tak retak. Demikian
halnya dengan makalah ini, oleh karena itu kami membutuhkan saran dan kritikan
dari pembaca sekalian. Terima kasih.
Makassar, 27
Februari 2013
Penyusun
MENGENAL MUTU LABORATORIUM
I.1
Pentingnya Mutu Laboratorium
§
Definisi kualitas/mutu
Kualitas/mutu dapat
didefinisikan sebagai suatu ketelitian, kehandalan, dan ketepatan waktu dalam
melaporkan hasil tes. Hasil tes
laboratorium harus seakurat mungkin, semua aspek yang menyangkut pengoperasian laboratorium
harus diakui, dan pelaporannya harus tepat waktu karena banyak digunakan dalam
lingkungan kesehatan publik dan klinis.
§
Tingkat ketelitian
yang diperlukan
Ketika melakukan
pengukuran, selalu ada beberapa tingkat ketidaktepatan. Tantangannya adalah
bagaimana mengurangi tingkat ketidaktepatan sebanyak mungkin, dengan mengingat
keterbatasan sistem pengujian. Pada tingkat ketelitian 99% mungkin pada awalnya
dapat diterima, tetapi kesalahan 1% yang dihasilkan dapat menjadi sangat besar
dalam sistem di mana banyak peristiwa terjadi, seperti dalam pengujian
laboratorium.
§
Dampak negatif
kesalahan laboratorium
Laboratorium
menghasilkan hasil tes yang banyak digunakan dalam klinis dan lingkungan
kesehatan publik, dan hasil kesehatan tergantung pada keakuratan pengujian dan
pelaporan. Jika hasil yang disediakan tidak akurat, konsekuensinya bisa sangat signifikan,
termasuk :
-
Pengobatan yang sia-sia
-
Kesulitan dalam pengobatan
-
Kegagalan dalam memberikan perawatan yang tepat
-
Penundaan dalam diagnosis yang benar
-
Tambahan dan tes diagnostik yang tidak perlu.
Konsekuensi ini
mengakibatkan korban waktu dan usaha personil, begitupun dengan pasien
mengeluarkan biaya yang banyak.
§
Meminimalisir
kesalahan laboratorium
Untuk mencapai tingkat tertinggi dari keakuratan dan
kepercayaan, maka penting untuk melakukan semua proses dan prosedur di
laboratorium dengan cara yang terbaik. Laboratorium adalah sistem yang
kompleks, melibatkan banyak langkah kegiatan dan banyak orang. Kompleksitas
sistem ini membutuhkan proses yang banyak dan prosedur harus dilakukan dengan
benar. Oleh karena itu, model sistem manajemen mutu, sangat penting untuk
mencapai kinerja laboratorium yang baik.
I.2
Tinjauan dari
Sistem Manajemen Mutu
§
Definisi sistem
manajemen mutu
Sistem manajemen
mutu dapat didefinisikan sebagai "kegiatan yang terkoordinasi untuk
mengarahkan dan mengendalikan organisasi dengan memperhatikan mutu".
Definisi ini digunakan oleh Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO)
dan oleh Klinis dan Institut Standar Laboratorium (CLSI). Kedua kelompok ini diakui
secara Internasional oleh organisasi standar laboratorium.
Dalam sistem
manajemen mutu, semua aspek operasi laboratorium, termasuk struktur organisasi,
proses dan prosedur, memerlukan jaminan kualitas.
§
Kompleksitas proses
laboratorium
Ada banyak prosedur
dan proses yang dilakukan di laboratorium, dan masing-masing harus dilakukan
dengan benar untuk menjamin keakuratan dan kehandalan pengujian. Sebuah
kesalahan dalam setiap bagian dari proses dapat menghasilkan kelemahan hasil
laboratorium. Sebuah metode dibutuhkan dalam mendeteksi kesalahan pada setiap
tahap pengujian agar kualitasnya dapat dipercaya.
ISO dijadikan
sebagai standar dalam proses laboratorium baik dalam proses pra-pemeriksaan,
pemeriksaan maupun pasca pemeriksaan. Sesuai dengan syarat dalam penggunaan
laboratorium saat ini meliputi proses pra-analitik, analitik dan pasca analitik
atau proses pre-tes, tes dan pasca tes.
§
Jalur alur kerja
Seluruh kumpulan
operasi yang terjadi dalam pengujian disebut jalur alur kerja. Jalur alur kerja
dimulai dengan pasien dan berakhir dalam pelaporan dan hasil interpretasi.
Konsep jalur alur
kerja merupakan kunci untuk model mutu atau sistem manajemen mutu, dan harus
dipertimbangkan ketika mengembangkan praktek kualitas. Misalnya, sampelnya
rusak atau telah diubah sebagai akibat pengumpulan yang tidak benar atau
transportasi tidak dapat memberikan hasil yang dapat diandalkan. Sebuah laporan
medis yang tertunda atau hilang, atau ditulis dengan buruk, dapat meniadakan
semua upaya melakukan pengujian dengan baik.
§
Sistem manajemen
mutu untuk semua proses
Kompleksitas dari
sistem laboratorium mensyaratkan bahwa banyak faktor yang harus diterapkan
untuk menjamin mutu di laboratorium. Beberapa faktor tersebut antara lain :
-
lingkungan laboratorium
-
prosedur pengendalian mutu
-
komunikasi
-
pencatatan
-
kecakapan dan staf yang berpengalaman
-
alat dan bahan yang berkualitas.
I.3
Model Sistem
Manajemen Mutu
§
Sekilas tentang
model sistem manajemen mutu
Ketika semua
prosedur laboratorium dan proses tersebut akan disusun dalam struktur yang
dapat dimengerti dan diterapkan, kesempatan untuk memastikan bahwa semua
dikelola dengan baik juga meningkat. Model mutu di sini digunakan untuk
mengatur semua kegiatan laboratorium menjadi 12 sistem mutu yang penting.
Sistem mutu yang penting ini adalah seperangkat dari kegiatan yang
dikordinasikan yang berfungsi seperti balok bangunan untuk manajemen mutu.
Masing-masing harus diatasi jika peningkatan kualitas laboratorium secara keseluruhan
yang ingin dicapai. Model sistem manajemen dikembangkan oleh CLSI, dan
sepenuhnya sesuai dengan standar ISO.
Menjamin keakuratan
dan keandalan seluruh jalur alur kerja tergantung pada manajemen yang baik.
§
Organisasi
Dalam rangka untuk
memiliki fungsi sistem manajemen mutu, struktur dan manajemen laboratorium
harus diatur sehingga kualitas kebijakan dapat ditetapkan dan dilaksanakan.
Harus ada struktur organisasi pendukung yang kuat, komitmen manajemen sangat penting dan harus ada
mekanisme untuk pelaksanaan dan pemantauannya.
§
Personil
Sumber daya
laboratorium yang paling penting adalah kemampuan, sikap kerja para pegawai.
Kualitas sistem manajemen untuk banyak elemen dari manajemen personalia dan
pengawasan, dan mengingatkan kita tentang pentingnya dorongan dan motivasi.
§
Peralatan
Banyak jenis
peralatan yang digunakan di laboratorium, dan masing-masing peralatan harus
berfungsi dengan baik. Pemilihan peralatan yang tepat, pemasangan dengan benar,
memastikan bahwa peralatan baru bekerja dengan baik, dan memiliki sistem untuk
pemeliharaan adalah bagian dari program manajemen peralatan dalam sistem
manajemen mutu.
§
Pembelian dan
persediaan
Pengelolaan
bahan-bahan dan perlengkapan di laboratorium kerap kali menjadi tugas yang
menantang. Namun, pengelolaan yang baik dari pembelian dan persediaan dapat
menciptakan penghematan biaya selain untuk memastikan persediaan bahan-bahan
yang tersedia bila diperlukan. Prosedur yang merupakan bagian dari manajemen
pembelian dan persediaan dirancang untuk memastikan bahwa semua bahan-bahan dan
perlengkapan mempunyai kualitas yang baik, dan bahwa bahan-bahan tersebut
digunakan dan disimpan dengan cara melindungi keutuhan dan kehandalannya.
§
Proses pengawasan
Proses pengawasan
terdiri dari beberapa faktor yang penting dalam memastikan kualitas proses
pengujian laboratorium. Faktor-faktor ini termasuk kontrol kualitas untuk
pengujian, manajemen yang tepat dari sampel, termasuk pengumpulan dan
penanganan, dan pembuktian metode dan pengesahan.
Unsur-unsur dari proses
pengendalian yang sangat akrab bagi laboran, pengawasan kualitas adalah salah
satu latihan kualitas pertama untuk digunakan di laboratorium dan selanjutnya untuk
menempatkan peran penting dalam memastikan keakuratan pengujian.
§
Manajemen informasi
Produk dari
laboratorium adalah informasi, terutama dalam bentuk tes pelaporan. Informasi
(data) harus hati-hati dikelola untuk memastikan keakuratan dan kerahasiaan,
serta aksesibilitas ke staf laboratorium dan kesehatan penyedian perawatan.
Informasi dapat dikelola dan disampaikan dengan sistem kertas atau dengan
komputer, keduanya akan dibahas pada bagian manajemen informasi.
§
Dokumen dan catatan
Dari 12 sistem mutu,
banyak yang saling tumpang tindih. Misalnya hubungan antara "dokumen dan
catatan" dan "manajemen informasi".
Dokumen yang
diperlukan di laboratorium untuk menginformasikan bagaimana melakukan sesuatu,
dan laboratorium selalu memiliki banyak dokumen. Dalam melakukan rekaman harus
dengan cermat agar menjadi akurat dan mudah diakses.
§
Kejadian manajemen
Kejadian manajemen laboratorium
adalah suatu kesalahan atau suatu peristiwa yang sering terjadi di dalam
laboratorium. Sebuah system di dalam laboratorim diperlukan untuk mendeteksi
masalah atau kejadian. Untuk menangani hal tersebut , kita harus belajar dari
kesalahan dan harus di ambil tindakan sehingga hal tersebut tidak terjadi lagi.
§
Penilaian
Proses penilaian merupakan suatu
proses untuk memeriksa kinerja laboratorium dan membandingkannya dengan
standar, tolak ukur atau dengan kinerja laboratorium lainnya. Standar kualitas
laboratorium merupakan bagian penting dari proses penilaian, pelayanan dapat
dijadikan sebagai tolak ukur untuk laboratorium. Proses penilaian terbagi atas
dua macam yaitu :
1.
Penilaian internal yaitu
penilaian yang dilakukan dalam laboratorium dengan menggunakan staf itu
sendiri.
2.
Penilaian eksternal yaitu
penilaian yang dilakukan dalam laboratorium oleh kelompok atau lembaga di luar
laboratorium.
§
Tindakan perbaikan
Tujuan utama dalam
system manajemen mutu adalah perbaikan secara terus-menerus di dalam
laboratorium dan dilakukan secara sistematis.
§
Peleyanan kepada pelanggan
Konsep pelayanan
kepada pelanggan sering diabaikan dalam praktek laboratorium. Namun penting
untuk diketahui bahwa laboratorium adalah organisasi jasa. Oleh karena itu
pelanggan atau klien yang masuk ke dalam suatu laboratorium menerima apa yang
mereka butuhkan. Laboratorium harus memahami siapa pelanggan dan apa yang
mereka butuhkan sehingga nantinya akan ada umpan balik pelanggan untuk membuat
perbaikan.
§
Fasilitas dan
keselamatan
Ada beberapa hal
yang harus menjadi bagian dari fasilitas manajemen dan keselamatan seperti :
1.
Keamanan
Berfungsi untuk
mencegah resiko yang tidak di inginkan atau bahaya yang ada di ruang
laboratorium.
2.
Penahanan
Berfungsi untuk
meminimalkan resiko dan mencegah bahaya di ruang laboratorium yang dapat
menyebabkan kerugian bagi masyarakat.
3.
Keselamatan
Mencakup kebijakan
dan prosedur atau tatanan untuk mencegah kerugian pekerja, pelanggan dan
masyarakat.
4.
Ergonomics
Membahas fasilitas
dan adaptasi peralatan untuk memungkinkan keamanan dan kondisi kerja di lokasi
laboratorium.
§
Model sistem
manajemen mutu
Dalam model sistem manajemen
mutu, semua dari 12 sistem kualitas yang perlu harus ditujukan untuk memastikan
hasil laboratorium yang akurat, handal dan tepat waktu, dan untuk memiliki
kualitas operasi laboratorium. Penting untuk diketahui bahwa didalam
laboratorium 12 sistem mutu dapat diterapkan dalam urutan yang paling sesuai dengan
laboratorium. Pendekatan untuk pelaksanaannya akan berbeda dengan kondisi
setempat.
Ketika laboratorium
tidak menerapkan sistem manajemen mutu yang baik maka akan ada banyak kesalahan
yang dapat menyebabkan masalah yang tidak terduga. Namun menerapkan sistem
manajemen mutu juga tidak menjamin laboratorium akan bebas dari masalah, tapi
dengan menerapkan sistem manajemen mutu dalam laboratorium akan menghasilkan
laboratorium yang berkualitas tinggi dan dapat mendeteksi kesalahan serta
mencegah kesalahan itu untuk terjadi lagi.
I.4
Sejarah Manajemen Mutu Laboratorium
§ Defenisi manajemen mutu
ISO 9000 mendefenisikan manajemen
mutu sebagai “ kegiatan yang terkoordinasi atau teratur untuk mengarahkan dan
mengendalikan organisasi dalam hal mutu “. Hal ini erat kaitannya dengan
defenisi dari system struktur organisasi, sumber daya yang berkualitas, proses
dan prosedur yang diperlukan untuk menerapkan manajemen mutu. Konsep manajemen
mutu yang diguanakan pada saat ini pertama kali muncul pada awal abad ke-20 dan
merupakan hasil dari proses manufaktur dan toko.
§ Konsep dan kontribusi para ahli
Salah satu konsep awal dari gerakan
manajemen mutu adalah kontrol kualitas produk. Shewhart mengembangkan metode
statistik untuk proses kontrol pada tahun 1920, membentuk suatu dasar untuk
prosedur pengendalian mutu di laboratorium. Kualitas metode pengendalian tidak
diterapkan di laboratorium sampai tahun 1940-an. Pemikir kritis dan inovatif
seperti Arman Feigenbaum, Kaoru Ishikawa dan Genichi Taguchi juga menambahkan
hasil pemikirannya untuk prosedur pengendalian mutu di laboratorium. Dan yang
terakhir metode yang sangat penting untuk
laboratorium adalah hasil pemikiran Galvin pada skala mikro untuk pengurangan
kesalahan.
Kualitas manajemen
bukalah hal yang baru.
I.5
Standar Laboratorium Internasional
§
Hal-hal yang perlu
untuk standar laboratorium internasional
Suatu
bagian dari managemen mutu adalah penilaian, pengukuran kinerja terhadap
standar atau patokan. Konsep manajemen mutu harus sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan dan industry yang telah memimpin.
§
Standar organisasi
laboratorium
Menggunakan
satu set standar yang ditetapkan oleh Negara-negara bersatu seperti pembuatan
dan produksi peralatan militer, sebagaimana yang kita tahu mereka menggunakan
standar ISO.
§
ISO
Dokumen
ISO 9000 memberikan panduan yang berhubungan dengan kualitas manufaktur dan
jasa industry dan dapat diterapkan
secara luas untuk berbagai jenis organisasi. ISO 9001:2000 membahas secara umum
persyaratan system managemen mutu dan diterapkan d laboratorium. Ada dua
standar ISO yang spesifik untuk laboratorium yaitu :
1.
ISO 15189:2007. Laboratorium
medis- khusus membahas mengenai persyaratan untuk
kualitas dan kemampuan atau kompetense. Jenewa : Organisasi internasional untuk
standarisasi, 2007.
2.
ISO/ IEC 17025:2005. Khusus
membahas mengenai persyaratan umum untuk kompeteni pengujian dan laboratorium
kalibrasi. Jenewa Internasional untuk standarisasi, 2005.
§
CLSI
Standar
organisaso untuk laboratorium adalah klinis dan Laboratorium Standar Institute
atau CLSI, yang sebelumnya lebih dikenal sebagai Komite Nasional Standar
Laboratorium Klinis (NCCLS).CLSI Mengembangkan manajemen mutu yang melibatkan
banyak pihak untuk mengembangkan standar tersebut. CLSI mengembangkan model
system manajemen mutu yang didasarkan pada 12 hal penting dalam kualitas system
dan sepenuhnya disesuaikan pada standar laboratorium ISO. CLSI Memiliki dua hal
yang sangat penting dalam laboratorium klinis yaitu :
-
Suatu system managemen mutu untuk
pelayanan kesehatan ; dijadikan pedoman- edisi kedua. Dokumen CLSI/NCCLS
HS1-A2. Wayne, PA, NCCLS, 2004.
-
Penerapan model system manajemen
mutu pelayanan laboratorium ; dijadikan pedoman-edisi ketiga. Dokumen
CLSI/NCCLS GP26-A3. Wayne, PA, NCCLS, 2004.
Informasi
dalam buku ini didasarkan pada kualitas CLSI dalam system manajemen dan standar ISO 15289.
§ Standar Lainnya
Ada banyak standar
organisasi lain dan labotarorium standar. Beberapa Negara telah menetapkan
kualitas laboratorium standar nasional yang berlaku khusus untuk laboratorium
di dalam negeri. Beberapa laboratorium standar hanya berlaku untuk daerah-daerah
tertentu di laboratorium dengan menggunakan tes khusus. Organisasi kesehatan
dunia telah menetapkan standar untuk beberapa program spesifik dan daerah.
I.6
Ringkasan
§ Manajemen mutu
Manajemen mutu bukanlah hal yang baru, melainkan muncul dari
karya innovator yang mendefenisikan mutu selama rentang waktu 80 tahun.
Manajemen mutu dapat diterapkan dalam laboratorium medis seperti untuk
manufaktur dan idustri.
§ Kata kunci
1.
Laboratorium adalah suatu system
yang kompleks dimana semua aspek harus berfungsi dengan baik untuk mencapai
kualitas yang diharapkan.
2.
Pendekatan untuk pelaksanaannya
akan berbeda dengan kondisi setempat.
3.
Berawal dengan perubahan itu
dapat dengan mudah dicapai dan mempunyai dampak besar.
4.
Proses bertahap yang diterapkan
pada akhirnya akan membenahi semua mutu yang penting dalam manajemen
laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Crosby PB. Quality without tears: the art of
hassle-free management. New York, McGraw-Hill,1995.
Deming WE. Out of the
crisis. Cambridge, MIT Press, 1982.
ISO 9000:2005. Quality management systems–Fundamentals and
vocabulary. Geneva, International Organization for Standardization, 2005.
ISO 9001:2008. Quality management systems–Requirements.
Geneva, International Organization for Standardization, 2008.
Shewart WE. Economic control of quality of manufactured
product. New York, D. Van Nostrand Company, 1931.
Shewart WE. Statistical methods from the viewpoint of
quality control, WE Deming, ed., Washington, DC, Graduate School,
Department of Agriculture, 1939. Reprinted New York, Dover Publications Inc,
1986.
Walton M. The Deming
management method. New York, Perigee Books, 1986.
WHO. Fifty-eighth World Health Assembly. Resolutions and
decisions annex. Geneva, World Health Organization, 2005 (http://www.who.int/gb/ebwha/pdf_files/WHA58-REC1/ english/A58_2005_REC1-en.pdf,
accessed 11 April 2011).