Translate

Sabtu, 25 Mei 2013

LAPORAN PRAKTIKUM SPT II/ DAERAH TUMBUH


LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN II
PERCOBAAN I
DAERAH TUMBUH

NAMA                       :   HASBIAH
NIM                            :   H41111285
KELOMPOK            :   III (TIGA) B
HARI/ TGL PERC.  :   RABU/ 03 APRIL 2013
ASISTEN                   :   NUR AFNI







LABORATORIUM BOTANI JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN

I.1     Latar Belakang
Pertumbuhan adalah penambahan ukuran dan atau isi sel yang tidak dapat balik kembali, diikuti oleh biosintesis penyusun protoplasma yang baru. Perkembangan merupakan gabugan antara pertumbuhan dan diferensiasi sel. Jadi dapat dikatakan bahwa pertumbuhan menyangkut aspek kuantitatif suatu perkembangan, sedangkan diferensiasi mengenai aspek kualitatifnya. Perubahan kualitatif itu dapat terjadi pada selnya atau pada penyusun selnya (Triosa, 2013).
Pertumbuhan dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pembelahan sel dan pembesaran atau pemanjangan sel. Pembelahan sel menghasilkan dua sel anakan, sehingga menambah jumlah sel penyusun tubuh. Pembelahan dianggap selesai bila ukuran sel anakan telah sama dengan ukuran sel dewasa atau induknya. Pembesaran atau pemanjangan sel menyebabkan ukuran sel baru itu lebih besar daripada ukuran sel induk. Pertumbuhan terbatas pada beberapa bagian tertentu pada tubuh tumbuhan. Pada umumnya pertumbuhan terletak pada bagian bawah meristem apical dari tunas akar. Pada beberapa jenis tumbuhan (rumput-rumputan dan monoktil lainnya) daerah pertumbuhan terletak di bagian atap tiap buku-buku (nodus) (Latunra, 2013).
Hal inilah yang melatarbelakangi kami untuk melakukan penelitian terhadap biji kacang merah Phaseolus vulgaris untuk mengamati daerah tumbuh pada akar dan batangnya.
I.2     Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengamati daerah tumbuh pada akar dan batang dari kecambah kacang merah Phaseolus vulgaris.
I.3     Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar. Dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 03 April 2013, pukul 14.00 – 17.00 WITA. Pengamatan dilakukan selama 5 hari.















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam kehidupan dan pekembang biakan suatu spesies. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur hidup, tergantung pada tersedianya merisitem, hasil asimilasi, hormon dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung. Secara empiris, pertumbuhan tanaman dapat dikatakan sebagai suatu fungsi dari genotip X lingkungan (internal dan eksternal) (Fahn, 1992).
Pertumbuhan adalah proses kenaikan massa dan volume yang irreversible (tidak kembali ke asal) karena adanya tambahan substansi dan perubahan bentuk yang terjadi selama proses tersebut. Selama pertumbuhan terjadi pertambahan jumlah dan ukuran sel. Pertumbuhan dapat diukur serta dinyatakan secara kuantitatif. Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan atau tingkat yang lebih sempurna. Perkembangan tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif. Perkembangan merupakan proses yang berjalan sejajar dengan pertumbuhan (Triosa, 2013).
Pertumbuhan adalah suatu pertambahan dalam ukuran pertambahan dalam ukuran yang bersifat irreversible. Karena bersifat multi sel maka pertumbuhan bukan saja dalam volume tetapi juga pertambahan dalam hal bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma, dan tinggkat kerumitan. Proses pertumbuhan sebagian besar terjadi dalam fase pembelahan dan pendewasaan sel. Umumya daerah pertumbuhan terletak pada bagian bawah mesitem apikal dari tunas akar. Pada rerumputan dan monokotil lainnya daerah pertumbuhan terletak di bagian atas tiap-tiap buku atau nodus (Fahn, 1992).
Pertumbuhan juga terjadi pada bagian-bagian lainnya misalnya pada daun sel-sel akan membesar pada batas tertentu. Pertumbuhan lateral terjadi dengan membesarnya sel-sel yang terletak pada sisi-sisi jaringan kambium. Pertumbuhan bagian pucuk dan akar disebabkan adanya pembentukan sel-sel baru oleh jaringan meristematik (embrionik) pada titk tumbuh diikuti dengan pertumbuhan dan differensiasi sel-selnya, bila mana tumbuhan mencapai ukuran dewasa maka terbentuk bunga (Fahn, 1992).
Pertumbuhan itu lebih mudah digambarkan dari pada di defenisikan. Pertumbuhan berarti pembelahan sel dan pembesaran sel. Kedua proses ini memerlukan sintesis protein dan merupakan proses yang tidak dapat berbalik. Proses differensiasi seringkali dianggap pertumbuhan. Pertumbuhan tanaman memerlukan proses differensiasi (Heddy, 1987).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan secara luas dapat di kategorikan sebagai faktor eksternal (lingkungan) dan faktor internal (genetik), dikelompokkan sebagai berikut (Heddy, 1987) :
Faktor Eksternal :
1.    Iklim: Cahaya, temperature, air, panjang hari, angin dan gas.
2.    Edafatik (tanah): tekstur, struktur, bahan organik, dan kapasitas pertukaran kation.
3.    Biologis: gulma, serangga, organisme penyebab penyakit, nematode, macam-macam tipe herbivore, dan mikro organisme tanah.
Faktor internal :
1.    Ketahanan terhadap tekanan iklim, tanah dan biologis
2.    Laju fotosintesis
3.    Respirasi
4.    Klorofil, karotein, dan kandungan pigmen lainnya
5.    Pembagian hasil asimilasi N
6.    Tipe dan letak merisitem
7.    Kapasitas untuk menyimpan cadangan makanan.
8.    Aktivitas enzim
9.    Pengaruh langsung gen ( Heterosis, epistasi )
10.    Differensiasi.
Pada dasarnya jaringan pada tumbuhan ada dua macam, yaitu jaringan meristem (embrional) dan jaringan permanen (dewasa). Jaringan meristem  pada tumbuhan tersusun oleh sel-sel muda sehingga selalu membelah dan belum terdiferensiasi. Sel-sel penyusun jaringan permanen pada tumbuhan sudah tidak membelah, tetapi telah terdiferensiasi sehingga membentuk berbagai jaringan yang lebih kompleks pada tumbuhan (Pearson, 2013).
Meristem merupakan istilah dari kata Yunani, meristes yang berarti ”terbelah”. Jaringan meristem pada tumbuhan disebut juga jaringan muda karena terdiri dari sel-sel yang masih muda (embrional) dan belum mengalami diferensiasi atau spesialisasi. Jadi, jaringan meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional, artinya sel-selnya senantiasa aktif membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. Sel-sel jaringan meristem pada tumbuhan biasanya berdinding tipis, vakuola banyak dan ukurannya kecil, mengandung banyak protoplasma, plastida belum matang, dan inti besar. Bentuk sel penyusun jaringan meristem umumnya sama ke segala arah (Pearson, 2013).
Gambar 1: Letak jaringan meristem pada tumbuhan

Daerah meristematis pucuk batang mengalami pertumbuhan primer seperti yang terjadi pada akar. Namun, caranya lebih kompleks karena tidak hanya proliferasi aksis batang namun juga pembentukan organ lateral lainnya. Pembelahan sel pada batang umumnya terjadi pada internodus paling atas. Selama periode pertumbuhan aktif, meristem ujung batang yang tipis, berdinding lembut dan isodiametris, aktif melakukan proliferasi sel. Pemanjangan sel diperpanjang sepanjang internodus. Semakin jauh dari internodus maka kecepatan pemanjangan semakin lambat. Daerah pemanjangan di belakang ujung batang biasanya 10 cm panjangnya (Loveless, 1991).
Proses pemanjangan tunas terjadi melalui pertumbuhan ruas yang sedikit lebih tua di bawah ujung tunas tersebut. Pertumbuhan ini disebabkan pembelahan sel dan pemanjangan sel dalam ruas tersebut. Pembelahan sel dan pertumbuhan yang terus menerus sehingga mendorong ke arah pemanjangan batang dan tunas (Campbell, 1999).
Salisbury dan ross (1992) juga menjelaskan bahwa pada batang yang sedang tumbuh, daerah pembelahan sel  batang lebih jauh letaknya dari ujung daripada daerah pembelahan akar, terletak beberapa sentimeter dibawah ujung.
Sel-sel inisial membentuk sel-sel pada ujung akar yang bersifat meristematis. Pembelahan sel terjadi secara longitudinal dan beberapa ke arah lateral yang menyebabkan akar berbentuk silindris. Selanjutnya sel-sel dekat ujung akar aktif berproliferasi, dimana terletak tiga zona sel dengan tahapan pertumbuhan primer yang berurutan (zona pembelahan sel, zona pemanjangan dan zona pematangan). Zona pembelahan sel meliputi meristem apikal dan turunannya, yang disebut meristem primer (terdiri dari protoderm, prokambium dan meristem dasar). Meristem apikal yang terdapat di pusat zona pembelahan menghasilkan sel-sel meristem primer yang bersifat meristematik. Zona pembelahan sel bergabung ke zona pemanjangan (elongasi). Disini sel-sel memanjang sampai sepuluh kali semula, sehingga mendorong ujung akar, termasuk meristem ke depan. Meristem akan mandukung pertumbuhan secara terus-menerus dengan menambahkan sel-sel ke ujung termuda zona pemanjangan tersebut (Campbell, 1999).
Berdasarkan letaknya pada batang, jaringan meristem dibedakan menjadi tiga sebagai berikut (Pearson, 2013) :
·           Jaringan meristem apikal (apical meristem) atau meristem ujung, terdapat di ujung batang dan ujung akar.
·           Jaringan meristem lateral (lateral meristem) atau meristem samping, terdapat di kambium dan kambium gabus (felogen).
·           Jaringan meristem interkalar (intercalary meristem) atau meristem antara, terdapat di antara jaringan dewasa, misalnya di pangkal ruas batang.
Sementara itu, jaringan meristem dibedakan menjadi meristem primer dan meristem sekunder berdasarkan asal terbentuknya (Pearson, 2013) :
a.         Jaringan Meristem primer adalah jaringan muda yang berasal dari sel-sel embrional. Jaringan Meristem primer merupakan kelanjutan dari kegiatan embrio atau lembaga yang terdapat pada kuncup ujung batang dan ujung akar. Hal inilah yang memungkinkan akar dan batang bertambah panjang sehingga tumbuhan dapat bertambah tinggi.
Gambar 2 Struktur jaringan meristem pada ujung batang tumbuhan

Alometri dari pertumbuhan ujung dan pertumbuhan akar, biasanya sebagai rasio pucuk akar, yang mempunyai kepentingan fisiologis, karena dapat menggambarkan salah satu tipe toleransi terhadap kekeringan. Kekurangan air dapat menghambat pertumbuhan ujung dan akar, mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap pertumbuhan ujung. Pertumbuhan ujung lebih di galakkan apabila tersedia N dan banyak air. Pertumbuhan akar akan lebih digalakkan apabila faktor N dan air ini terbatas. Akar adalah yang pertama mencapai air, n dan faktor-faktor lainnya. Pucuk adalah yang pertama mencapai cahaya, CO2 dan faktor iklim.
Analisis pertumbuhan tanaman dapat dilakukan terhadap sebatang tanaman atau terhadap komunitas tanaman (Heddy, 1987).















BAB III
METODE PERCOBAAN

III.1         Alat
Alat-alat yang digunakan pada perobaan ini adalah toples plastik, plat kaca, penggaris, jarum pentul, dan karet gelang.
III.2         Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah kecambah kacang merah Phaseolus vulgaris, tinta cina, tissue, air, dan kertas label.
III.3         Prinsip Kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah :
1.        Mengecambahkan biji kacang merah Phaseolus vulgaris sebanyak mungkin selam kurang lebih 5 hari.
2.        Mengambil 6 kecambah kacang merah Phaseolus vulgaris dari tempat tumbuhnya dengan hati-hati agar kecambah yang diambil memiliki akar yang lurus dan panjangnya lebih dari 2 cm.
3.        Memberi tanda pada pangkal akar kecambah dengan tinta cina sebanyak 5 garis dengan interval 2 mm sebanyak 2 kecambah dan 1 kecambah lagi sebagai kontrol yang diberi tanda hanya 1 garis.
4.        Memberi tanda pada batang kecambah dengan tinta cina sebanyak 5 garis dengan interval 2 mm sebanyak 2 kecambah dan 1 kecambah lagi sebagai kontrol yang diberi tanda hanya 1 garis.
5.        Meletakkan kecambah tadi dengan kedudukan tegak pada lempeng kaca yang telah dibalut dengan tissue dengan menggunakan karet gelang.
6.        Memasukkan lempeng-lempeng kaca yang telah ditempeli kecambah kedalam toples yang telah diisi air, kemudian menempatkan 1 toples di tempat yang terang, dan 1 toples ditempat yang gelap.
7.        Mengukur jarak masing-masing interval pada setiap kecambah setelah 24 jam dan membandingkannya dengan kontrol.
8.        Mencatat perubahan yang diamati setiap hari selama 5 hari dan memasukkannya kedalam tabel pengamatan.














DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A, J. B. Reece and L. E. Mitchell. 1999. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Fahn A. 1992. Anatomi Tumbuhan Edisi ke 3. UGM University. Yogyakarta.
Heddy, Suasono, 1987, Biologi Pertanian, Rajawali Press. Jakarta.

Latunra, A. Ilham, 2013. Penuntun Praktikum Struktur Perkembangan Tumbuhan II. Laboratorium Botani Jurusan Biologi, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Loveless, A. R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Pearson, C. 2013. Jaringan Pada Tumbuhan. http://www.sentra-edukasi.com. Diakses pada tanggal 04 April 2013. Pukul 21.00 WITA.
Salisbury, F. B., dan C. W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid III. ITB. Bandung
Triosa, E. 2013. Pertumbuhan dan Perkembangan. http://biologi.blogspot.com. Diakses pada tanggal 04 April 2013. Pukul 21.30 WITA.










BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1    Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan dari percobaan ini ditunjukkan oleh tabel berikut :
a.    Tabel hasil pengamatan daerah tumbuh pada akar
Kecambah
Hari/tanggal
Pertambahan panjang (mm) pada tanda ke-

1-2
2-3
3-4
4-5
A

Kamis/ 04 April 2013
0
0
0

0

Jum’at/ 05 April 2013
0
0
0

0

Sabtu/ 06 april 2013
1
0
1

0
Ahad/ 07 April 2013
1
0
1

1

Senin/ 08 April 2013
1
1
1

1
B

Kamis/ 04 april 2013
0
0
0

0

Jum’at/ 05 April 2013
0
0
0

0

Sabtu/ 06 April 2013
0
0
1

0

Ahad/ 07 April 2013
1
1
2

1

Senin/ 08 April 2013
1
1
2

1
Kontrol

Kamis/ 04 April 2013
0


Jum’at/ 05 April 2013
0


Sabtu/ 06 April 2013
0


Ahad/ 07 April 2013
1


Senin/ 08 April 2013
2

b.   Tabel pengamatan daerah tumbuh pada batang
Kecambah
Hari/tanggal
Pertambahan panjang (mm) pada tanda ke-

1-2
2-3
3-4
4-5
A

Kamis/ 04 April 2013
0
0
0

0

Jum’at/ 05 April 2013
2
2
1

2

Sabtu/ 06 April 2013
2
3
2

2

Ahad/ 07 April 2013
3
3
3

3

Senin/ 08 April 2013
4
5
4

4
B

Kamis/ 04 April 2013
0
0
0

0

Jum’at/ 05 April 2013
1
1
1

2

Sabtu/ 06 April 2013
2
2
2

3

Ahad/ 07 April 2013
3
3
4

4

Senin/ 08 April 2013
4
4
5

5
Kontrol

Kamis/ 04 April 2013
0


Jum’at/ 05 April 2013
 2


Sabtu/ 06 April 2013
 3


Ahad/ 07 April 2013
 4


Senin/ 08 April 2013
 5


IV.2    Pembahasan
            Percobaan mengenai daerah tumbuh pada kacang merah Phaseolus vulgaris ini bertujuan untuk mengamati daerah tumbuh pada akar dan batang dari kecambah kacang merah Phaseolus vulgaris.
Berdasarkan teori diketahui bahwa letak pertumbuhan adalah pada meristem ujung, lateral, dan interkalar. Pertumbuhan ujung cenderung menghasilkan pertambahan panjang, pertumbuhan lateral menghasilkan pertambahan lebar. Dan interkalar terdapat diantara jaringan dewasa, misalnya pangkal ruas.
Pada percobaan menentukan daerah tumbuh, kita harus mengecambahkan biji kacang merah sebanyak-banyaknya selama kurang lebih 5 hari selanjutnya pada hari praktikum, kecambah tadi diambil dari tempat tumbuhnya dengan hati-hati sebanyak 6 kecambah kemudian memberi tanda masing-masing 3 kecambah pada pangkal akar dan pada batang dengan tinta cina sebanyak 5 garis dengan interval 2 mm sebanyak 2 kecambah dan masing-masing satu sebagai kontrol yang diberi tanda hanya 1 garis. Kemudian meletakkan kecambah tersebut pada lempeng kaca yang telah dibalut dengan tissue kemudian memasukkanya kedalam toples yang berisi air selanjutnya mengukur jarak masing-masing kecambah setelah 24 jam selama 5 hari dan membandingkannya dengan kontrol.
            Dari hasil data yang diperoleh pada pertumbuhan akar kacang merah Phaseolus vulgaris dapat dilihat bahwa dari tiga kecambah yang diukur selama 5 hari, kecambah-kecambah tersebut hanya sedikit mengalami perumbuhan akar. Pada kecambah A hanya mengalami pemanjangan 1 mm pada setiap interval, kemudian pada kecambah B juga hanya mengalami pemanjangan 1 mm pada setiap interval kecuali pada interval 3-4 mengalami pemanjangan 2 mm. Begitupun pada kecambah yang bertindak sebagai kontrol hanya mengalami pemanjangan 2 mm. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada akar tersebut misalnya keadaan bji dan perkecambahan itu sendiri yang kemudian mempengaruhi pertumbuhan akarnya. Tak hanya faktor internal yang berpengaruh, faktor luar berupa keadaan substrat, intensitas cahaya yang kurang, suhu, kelembaban, ketersediaan air dan pengaruh kondisi lingkungan lainnya yang mempengaruhi pertumbuhannya.
Pada pertumbuhan daerah batang, data yang diperoleh dapat kita lihat bahwa pada percobaan ini terlihat jelas adanya pertumbuhan pada ujung batang. Pada kecambah A terjadi pemanjangan 4-5 mm setiap interval begitupun pada kecambah B dan kecambah yang bertindak sebagai kontrol. Hal ini disebabkan karena di ujung batang terdapat jaringan meristem apikal yang menghasilkan sel-sel meristem primer yang bersifat meristematik dan juga faktor internal dan eksternal yang mendukung pemanjangan pada daerah batang ini.
Berdasarkan hasil pengukuran yang diperoleh, ternyata pada akar hanya sedikit sekali terjadi pemanjangan pada setiap interval, hal ini disebabkan karena banyak faktor-faktor yang mempengaruhi baik internal seperti gen dan hormon dan eksternal seperti cahaya, suhu, kelembaban, air, nutrisi, dan lain-lain. Sedangkan pada batang terlihat jelas terjadinya pemanjangan, yang memang pada batang terdapat jaringan meristem apikal yang aktif membela serta faktor internal dan eksternal yang mendukung pertumbuhannya.




BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1  Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa daerah tumbuh kecambah kacang merah Phaseolus vulgaris adalah pada bagian ujung batang dan ujung akar. Hal ini dikarenakan adanya meristem apikal tepatnya meristem apeks pada bagian ujung akar dan batang  tumbuhan tersebut. Namun, batang memiliki pertumbuhan panjang yang lebih cepat dari daripada akar.
V.2  Saran
Sebaiknya asisten selalu mengawasi praktikan selama praktikum berlangsung agar meminimalisir kesalahan yang terjadi dalam praktikum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar