LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR
PERKEMBANGAN TUMBUHAN II
PERCOBAAN I
DAERAH TUMBUH
NAMA : HASBIAH
NIM : H41111285
KELOMPOK : III (TIGA) B
HARI/ TGL PERC. : RABU/ 03 APRIL 2013
ASISTEN : NUR AFNI
LABORATORIUM BOTANI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA
DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Pertumbuhan adalah
penambahan ukuran dan atau isi sel yang tidak dapat balik kembali, diikuti oleh
biosintesis penyusun protoplasma yang baru. Perkembangan merupakan gabugan
antara pertumbuhan dan diferensiasi sel. Jadi dapat dikatakan bahwa pertumbuhan
menyangkut aspek kuantitatif suatu perkembangan, sedangkan diferensiasi
mengenai aspek kualitatifnya. Perubahan kualitatif itu dapat terjadi pada
selnya atau pada penyusun selnya (Triosa,
2013).
Pertumbuhan dapat
dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pembelahan sel dan pembesaran atau
pemanjangan sel. Pembelahan sel menghasilkan dua sel anakan, sehingga menambah
jumlah sel penyusun tubuh. Pembelahan dianggap selesai bila ukuran sel anakan
telah sama dengan ukuran sel dewasa atau induknya. Pembesaran atau pemanjangan
sel menyebabkan ukuran sel baru itu lebih besar daripada ukuran sel induk.
Pertumbuhan terbatas pada beberapa bagian tertentu pada tubuh tumbuhan. Pada
umumnya pertumbuhan terletak pada bagian bawah meristem apical dari tunas akar.
Pada beberapa jenis tumbuhan (rumput-rumputan dan monoktil lainnya) daerah
pertumbuhan terletak di bagian atap tiap buku-buku (nodus) (Latunra, 2013).
Hal
inilah yang melatarbelakangi kami untuk melakukan penelitian terhadap biji
kacang merah Phaseolus vulgaris untuk
mengamati daerah tumbuh pada akar dan batangnya.
I.2
Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukannya percobaan ini
adalah untuk mengamati daerah tumbuh pada akar dan batang dari kecambah kacang
merah Phaseolus vulgaris.
I.3
Waktu dan Tempat
Percobaan
Percobaan
ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar. Dilaksanakan pada
hari Rabu, tanggal 03 April 2013, pukul 14.00 – 17.00 WITA. Pengamatan
dilakukan selama 5 hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan dan perkembangan
tanaman merupakan proses yang penting dalam kehidupan dan pekembang biakan
suatu spesies. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara terus-menerus
sepanjang daur hidup, tergantung pada tersedianya merisitem, hasil asimilasi,
hormon dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung.
Secara empiris, pertumbuhan tanaman dapat dikatakan sebagai suatu fungsi dari
genotip X lingkungan (internal dan eksternal) (Fahn, 1992).
Pertumbuhan adalah
proses kenaikan massa dan volume yang irreversible (tidak kembali ke asal)
karena adanya tambahan substansi dan perubahan bentuk yang terjadi selama
proses tersebut. Selama pertumbuhan terjadi pertambahan jumlah dan ukuran sel.
Pertumbuhan dapat diukur serta dinyatakan secara kuantitatif. Perkembangan adalah proses menuju
tercapainya kedewasaan atau tingkat yang lebih sempurna. Perkembangan tidak
dapat dinyatakan secara kuantitatif. Perkembangan merupakan proses yang
berjalan sejajar dengan pertumbuhan (Triosa, 2013).
Pertumbuhan adalah
suatu pertambahan dalam ukuran pertambahan dalam ukuran yang bersifat
irreversible. Karena bersifat multi sel maka pertumbuhan bukan saja dalam
volume tetapi juga pertambahan dalam hal bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma,
dan tinggkat kerumitan. Proses pertumbuhan sebagian besar
terjadi dalam fase pembelahan dan pendewasaan sel. Umumya daerah pertumbuhan
terletak pada bagian bawah mesitem apikal dari tunas akar. Pada rerumputan dan
monokotil lainnya daerah pertumbuhan terletak di bagian atas tiap-tiap buku
atau nodus (Fahn, 1992).
Pertumbuhan juga
terjadi pada bagian-bagian lainnya misalnya pada daun sel-sel akan membesar
pada batas tertentu. Pertumbuhan lateral terjadi dengan membesarnya sel-sel
yang terletak pada sisi-sisi jaringan kambium. Pertumbuhan bagian pucuk dan
akar disebabkan adanya pembentukan sel-sel baru oleh jaringan meristematik
(embrionik) pada titk tumbuh diikuti dengan pertumbuhan dan differensiasi
sel-selnya, bila mana tumbuhan mencapai ukuran dewasa maka terbentuk bunga
(Fahn, 1992).
Pertumbuhan itu
lebih mudah digambarkan dari pada di defenisikan. Pertumbuhan berarti
pembelahan sel dan pembesaran sel. Kedua proses ini memerlukan sintesis protein
dan merupakan proses yang tidak dapat berbalik. Proses differensiasi seringkali
dianggap pertumbuhan. Pertumbuhan tanaman memerlukan proses differensiasi
(Heddy, 1987).
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan secara luas dapat di kategorikan sebagai faktor
eksternal (lingkungan) dan faktor internal (genetik), dikelompokkan sebagai
berikut (Heddy, 1987) :
Faktor Eksternal :
1. Iklim: Cahaya, temperature, air, panjang hari, angin dan gas.
2. Edafatik (tanah): tekstur, struktur, bahan organik, dan kapasitas
pertukaran kation.
3. Biologis: gulma, serangga, organisme penyebab penyakit, nematode,
macam-macam tipe herbivore, dan mikro organisme tanah.
Faktor internal :
1. Ketahanan terhadap tekanan iklim, tanah dan biologis
2. Laju fotosintesis
3. Respirasi
4. Klorofil, karotein, dan kandungan pigmen lainnya
5. Pembagian hasil asimilasi N
6. Tipe dan letak merisitem
7. Kapasitas untuk menyimpan cadangan makanan.
8. Aktivitas enzim
9. Pengaruh langsung gen ( Heterosis, epistasi )
10.
Differensiasi.
Pada dasarnya jaringan pada
tumbuhan ada dua macam, yaitu jaringan meristem (embrional) dan jaringan
permanen (dewasa). Jaringan meristem pada tumbuhan tersusun oleh sel-sel
muda sehingga selalu membelah dan belum terdiferensiasi. Sel-sel penyusun jaringan
permanen pada tumbuhan sudah tidak membelah, tetapi telah terdiferensiasi
sehingga membentuk berbagai jaringan yang lebih kompleks pada tumbuhan
(Pearson, 2013).
Meristem merupakan istilah dari
kata Yunani, meristes yang berarti
”terbelah”. Jaringan meristem pada tumbuhan disebut juga jaringan muda karena
terdiri dari sel-sel yang masih muda (embrional) dan belum mengalami
diferensiasi atau spesialisasi. Jadi, jaringan meristem adalah jaringan yang
sel penyusunnya bersifat embrional, artinya sel-selnya senantiasa aktif
membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. Sel-sel jaringan meristem pada
tumbuhan biasanya berdinding tipis, vakuola banyak dan ukurannya kecil,
mengandung banyak protoplasma, plastida belum matang, dan inti besar. Bentuk
sel penyusun jaringan meristem umumnya sama ke segala arah (Pearson, 2013).
Gambar 1: Letak jaringan meristem pada tumbuhan
sumber : http://3.bp.blogspot.com
Daerah
meristematis pucuk batang mengalami pertumbuhan primer seperti yang terjadi
pada akar. Namun, caranya lebih kompleks karena tidak hanya proliferasi aksis
batang namun juga pembentukan organ lateral lainnya. Pembelahan sel pada batang
umumnya terjadi pada internodus paling atas. Selama periode pertumbuhan aktif, meristem ujung batang yang tipis, berdinding
lembut dan isodiametris, aktif melakukan proliferasi sel. Pemanjangan sel
diperpanjang sepanjang internodus. Semakin jauh dari internodus maka kecepatan
pemanjangan semakin lambat. Daerah pemanjangan di belakang ujung batang
biasanya 10 cm panjangnya (Loveless, 1991).
Proses
pemanjangan tunas terjadi melalui pertumbuhan ruas yang sedikit lebih tua di
bawah ujung tunas tersebut. Pertumbuhan ini disebabkan pembelahan sel dan
pemanjangan sel dalam ruas tersebut. Pembelahan sel dan pertumbuhan yang terus
menerus sehingga mendorong ke arah pemanjangan batang dan tunas (Campbell,
1999).
Salisbury
dan ross (1992) juga menjelaskan bahwa pada batang yang sedang tumbuh, daerah
pembelahan sel batang lebih jauh
letaknya dari ujung daripada daerah pembelahan akar, terletak beberapa
sentimeter dibawah ujung.
Sel-sel
inisial membentuk sel-sel pada ujung akar yang bersifat meristematis.
Pembelahan sel terjadi secara longitudinal dan beberapa ke arah lateral yang
menyebabkan akar berbentuk silindris. Selanjutnya sel-sel dekat ujung akar aktif berproliferasi, dimana terletak
tiga zona sel dengan tahapan pertumbuhan primer yang berurutan (zona pembelahan
sel, zona pemanjangan dan zona pematangan). Zona pembelahan sel meliputi
meristem apikal dan turunannya, yang disebut meristem primer (terdiri dari
protoderm, prokambium dan meristem dasar). Meristem apikal yang terdapat di
pusat zona pembelahan menghasilkan sel-sel meristem primer yang bersifat
meristematik. Zona pembelahan sel bergabung ke zona pemanjangan (elongasi).
Disini sel-sel memanjang sampai sepuluh kali semula, sehingga mendorong ujung
akar, termasuk meristem ke depan. Meristem akan mandukung pertumbuhan secara
terus-menerus dengan menambahkan sel-sel ke ujung termuda zona pemanjangan
tersebut (Campbell, 1999).
Berdasarkan
letaknya pada batang, jaringan meristem dibedakan menjadi tiga sebagai berikut
(Pearson, 2013) :
·
Jaringan meristem
apikal (apical meristem) atau meristem ujung, terdapat di ujung batang dan
ujung akar.
·
Jaringan meristem
lateral (lateral meristem) atau meristem samping, terdapat di kambium dan
kambium gabus (felogen).
·
Jaringan meristem
interkalar (intercalary meristem) atau meristem antara, terdapat di antara
jaringan dewasa, misalnya di pangkal ruas batang.
Sementara itu, jaringan meristem
dibedakan menjadi meristem primer dan meristem sekunder berdasarkan asal
terbentuknya (Pearson, 2013) :
a.
Jaringan Meristem primer adalah jaringan muda yang berasal
dari sel-sel embrional. Jaringan Meristem primer merupakan kelanjutan dari
kegiatan embrio atau lembaga yang terdapat pada kuncup ujung batang dan ujung
akar. Hal inilah yang memungkinkan akar dan batang bertambah panjang sehingga
tumbuhan dapat bertambah tinggi.
Gambar 2 Struktur jaringan meristem pada ujung batang tumbuhan
Sumber : http://2.bp.blogspot.com
Alometri dari
pertumbuhan ujung dan pertumbuhan akar, biasanya sebagai rasio pucuk akar, yang
mempunyai kepentingan fisiologis, karena dapat menggambarkan salah satu tipe toleransi
terhadap kekeringan. Kekurangan air dapat menghambat pertumbuhan ujung dan
akar, mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap pertumbuhan ujung.
Pertumbuhan ujung lebih di galakkan apabila tersedia N dan banyak air.
Pertumbuhan akar akan lebih digalakkan apabila faktor N dan air ini terbatas. Akar
adalah yang pertama mencapai air, n dan faktor-faktor lainnya. Pucuk adalah
yang pertama mencapai cahaya, CO2 dan faktor iklim.
Analisis pertumbuhan tanaman dapat dilakukan terhadap sebatang tanaman atau terhadap komunitas tanaman (Heddy, 1987).
Analisis pertumbuhan tanaman dapat dilakukan terhadap sebatang tanaman atau terhadap komunitas tanaman (Heddy, 1987).
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1
Alat
Alat-alat yang digunakan pada perobaan ini adalah toples plastik, plat
kaca, penggaris, jarum pentul, dan karet gelang.
III.2
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah kecambah kacang merah Phaseolus vulgaris, tinta cina, tissue,
air, dan kertas label.
III.3
Prinsip Kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah :
1.
Mengecambahkan biji kacang merah Phaseolus
vulgaris sebanyak mungkin selam kurang lebih 5 hari.
2.
Mengambil 6 kecambah kacang merah Phaseolus
vulgaris dari tempat tumbuhnya dengan hati-hati agar kecambah yang diambil
memiliki akar yang lurus dan panjangnya lebih dari 2 cm.
3.
Memberi tanda pada pangkal akar kecambah dengan tinta cina sebanyak 5 garis
dengan interval 2 mm sebanyak 2 kecambah dan 1 kecambah lagi sebagai kontrol
yang diberi tanda hanya 1 garis.
4.
Memberi tanda pada batang kecambah dengan tinta cina sebanyak 5 garis
dengan interval 2 mm sebanyak 2 kecambah dan 1 kecambah lagi sebagai kontrol
yang diberi tanda hanya 1 garis.
5.
Meletakkan kecambah tadi dengan kedudukan tegak pada lempeng kaca yang telah
dibalut dengan tissue dengan menggunakan karet gelang.
6.
Memasukkan lempeng-lempeng kaca yang telah ditempeli kecambah kedalam
toples yang telah diisi air, kemudian menempatkan 1 toples di tempat yang
terang, dan 1 toples ditempat yang gelap.
7.
Mengukur jarak masing-masing interval pada setiap kecambah setelah 24 jam
dan membandingkannya dengan kontrol.
8.
Mencatat perubahan yang diamati setiap hari selama 5 hari dan memasukkannya
kedalam tabel pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A, J.
B. Reece and L. E. Mitchell. 1999. Biologi.
Erlangga. Jakarta.
Fahn A. 1992. Anatomi Tumbuhan Edisi ke 3. UGM University.
Yogyakarta.
Heddy, Suasono,
1987, Biologi Pertanian, Rajawali
Press. Jakarta.
Latunra, A. Ilham, 2013. Penuntun Praktikum Struktur Perkembangan
Tumbuhan II. Laboratorium Botani Jurusan Biologi, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Loveless, A. R.
1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan
Untuk Daerah Tropik. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Pearson, C. 2013. Jaringan Pada Tumbuhan. http://www.sentra-edukasi.com. Diakses
pada tanggal 04 April 2013. Pukul 21.00 WITA.
Salisbury, F. B.,
dan C. W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan
Jilid III. ITB. Bandung
Triosa, E. 2013. Pertumbuhan
dan Perkembangan. http://biologi.blogspot.com. Diakses
pada tanggal 04 April 2013. Pukul 21.30 WITA.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
IV.1
Hasil Pengamatan
Hasil
pengamatan dari percobaan ini ditunjukkan oleh tabel berikut :
a.
Tabel hasil
pengamatan daerah tumbuh pada akar
Kecambah
|
Hari/tanggal
|
Pertambahan panjang (mm) pada tanda ke-
|
|
||
1-2
|
2-3
|
3-4
|
4-5
|
||
A
|
Kamis/ 04 April 2013
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Jum’at/ 05 April 2013
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
Sabtu/ 06 april 2013
|
1
|
0
|
1
|
0
|
|
Ahad/ 07 April 2013
|
1
|
0
|
1
|
1
|
|
Senin/ 08 April 2013
|
1
|
1
|
1
|
1
|
|
B
|
Kamis/ 04 april 2013
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Jum’at/ 05 April 2013
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
Sabtu/ 06 April 2013
|
0
|
0
|
1
|
0
|
|
Ahad/ 07 April 2013
|
1
|
1
|
2
|
1
|
|
Senin/ 08 April 2013
|
1
|
1
|
2
|
1
|
|
Kontrol
|
Kamis/ 04 April 2013
|
0
|
|
||
Jum’at/ 05 April 2013
|
0
|
|
|||
Sabtu/ 06 April 2013
|
0
|
|
|||
Ahad/ 07 April 2013
|
1
|
|
|||
Senin/ 08 April 2013
|
2
|
|
b.
Tabel pengamatan
daerah tumbuh pada batang
Kecambah
|
Hari/tanggal
|
Pertambahan panjang (mm) pada tanda ke-
|
|
||
1-2
|
2-3
|
3-4
|
4-5
|
||
A
|
Kamis/ 04 April 2013
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Jum’at/ 05 April 2013
|
2
|
2
|
1
|
2
|
|
Sabtu/ 06 April 2013
|
2
|
3
|
2
|
2
|
|
Ahad/ 07 April 2013
|
3
|
3
|
3
|
3
|
|
Senin/ 08 April 2013
|
4
|
5
|
4
|
4
|
|
B
|
Kamis/ 04 April 2013
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Jum’at/ 05 April 2013
|
1
|
1
|
1
|
2
|
|
Sabtu/ 06 April 2013
|
2
|
2
|
2
|
3
|
|
Ahad/ 07 April 2013
|
3
|
3
|
4
|
4
|
|
Senin/ 08 April 2013
|
4
|
4
|
5
|
5
|
|
Kontrol
|
Kamis/ 04 April 2013
|
0
|
|
||
Jum’at/ 05 April 2013
|
2
|
|
|||
Sabtu/ 06 April 2013
|
3
|
|
|||
Ahad/ 07 April 2013
|
4
|
|
|||
Senin/ 08 April 2013
|
5
|
|
IV.2
Pembahasan
Percobaan mengenai
daerah tumbuh pada kacang merah Phaseolus
vulgaris ini bertujuan untuk mengamati daerah tumbuh pada akar
dan batang dari kecambah kacang merah Phaseolus
vulgaris.
Berdasarkan teori diketahui bahwa letak
pertumbuhan adalah pada meristem ujung, lateral, dan interkalar. Pertumbuhan
ujung cenderung menghasilkan pertambahan panjang, pertumbuhan lateral
menghasilkan pertambahan lebar. Dan interkalar terdapat diantara jaringan
dewasa, misalnya pangkal ruas.
Pada percobaan menentukan daerah tumbuh, kita
harus mengecambahkan biji kacang merah sebanyak-banyaknya selama kurang lebih 5
hari selanjutnya pada hari praktikum, kecambah tadi diambil dari tempat
tumbuhnya dengan hati-hati sebanyak 6 kecambah kemudian memberi tanda masing-masing
3 kecambah pada pangkal akar dan pada batang dengan tinta cina sebanyak 5 garis
dengan interval 2 mm sebanyak 2 kecambah dan masing-masing satu sebagai kontrol
yang diberi tanda hanya 1 garis. Kemudian meletakkan kecambah tersebut pada
lempeng kaca yang telah dibalut dengan tissue kemudian memasukkanya kedalam
toples yang berisi air selanjutnya mengukur jarak masing-masing kecambah
setelah 24 jam selama 5 hari dan membandingkannya dengan kontrol.
Dari hasil
data yang diperoleh pada pertumbuhan akar kacang merah Phaseolus vulgaris dapat dilihat bahwa dari tiga kecambah yang
diukur selama 5 hari, kecambah-kecambah tersebut hanya sedikit mengalami perumbuhan
akar. Pada kecambah A hanya mengalami pemanjangan 1 mm pada setiap interval,
kemudian pada kecambah B juga hanya mengalami pemanjangan 1 mm pada setiap
interval kecuali pada interval 3-4 mengalami pemanjangan 2 mm. Begitupun pada
kecambah yang bertindak sebagai kontrol hanya mengalami pemanjangan 2 mm. Hal
ini disebabkan karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada
akar tersebut misalnya keadaan bji dan perkecambahan itu sendiri yang kemudian
mempengaruhi pertumbuhan akarnya. Tak hanya faktor internal yang berpengaruh,
faktor luar berupa keadaan substrat, intensitas cahaya yang kurang, suhu,
kelembaban, ketersediaan air dan pengaruh kondisi lingkungan lainnya yang
mempengaruhi pertumbuhannya.
Pada pertumbuhan daerah batang, data yang
diperoleh dapat kita lihat bahwa pada percobaan ini terlihat jelas adanya
pertumbuhan pada ujung batang. Pada kecambah A terjadi pemanjangan 4-5 mm
setiap interval begitupun pada kecambah B dan kecambah yang bertindak sebagai
kontrol. Hal ini disebabkan karena di ujung batang terdapat jaringan meristem
apikal yang menghasilkan sel-sel meristem primer yang bersifat meristematik dan
juga faktor internal dan eksternal yang mendukung pemanjangan pada daerah
batang ini.
Berdasarkan hasil pengukuran yang diperoleh,
ternyata pada akar hanya sedikit sekali terjadi pemanjangan pada setiap
interval, hal ini disebabkan karena banyak faktor-faktor yang mempengaruhi baik
internal seperti gen dan hormon dan eksternal seperti cahaya, suhu, kelembaban,
air, nutrisi, dan lain-lain. Sedangkan pada batang terlihat jelas terjadinya
pemanjangan, yang memang pada batang terdapat jaringan meristem apikal yang
aktif membela serta faktor internal dan eksternal yang mendukung
pertumbuhannya.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Dari
hasil pengamatan yang dilakukan pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa
daerah tumbuh kecambah kacang merah Phaseolus vulgaris adalah pada
bagian ujung batang dan ujung akar. Hal ini dikarenakan adanya meristem apikal
tepatnya meristem apeks pada bagian ujung akar dan batang tumbuhan tersebut. Namun, batang memiliki
pertumbuhan panjang yang lebih cepat dari daripada akar.
V.2 Saran
Sebaiknya
asisten selalu mengawasi praktikan selama praktikum berlangsung agar
meminimalisir kesalahan yang terjadi dalam praktikum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar